Cerita iblis dan syaitan

Sebuah narasi antara iblis dan syetan :  "Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!" beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki,  buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya, gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anak-anaknya, dari suaminya goda lisannya untuk berkata kasar,  Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang Ibu .... Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu, Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syetan, Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu, Jangan biarkan syetan mengambil itu,  Jika kau lelah, rehatlah.  Jika kau lelah, berbagilah Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri jika kau pandai menghargai dirimu, Ringankan tugasmu bu,  Jangan menekan dirimu terlalu keras, Sesekali tak masalah rumahmu kotor tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan Jangan terjebak dalam waktumu bu, sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya rehatlah,  Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri,  Sekedar menepi, menepilah beri waktu untuk dirimu sendiri, Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya,  betapa manisnya keceriaan anak-anakmu,  betapa bertanggungjawabnya suamimu, rasakan pelukannya, ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya Kau berharga ibu,jangan pernah lupakan itu. malam ini jadi malam penuh refleksi buat saya bisa jadi kita pernah mengalami hal yang sama akan rasa lelah yang bertubi tapi, saat mendengar masalah orang lain,kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah jika kita melihat peran ini sebagai beban,maka kita hanya akan sampai pada titik lelah jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas,kita tidak akan menemukan ruhnya rewarding your self mom, sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu jangan biarkan syetan merusak bahagia dengan mengambil rasa sabar dan syukurmu karena dari bahagiamu,tercipta ketahanan sebuah keluarga semoga bermanfaat.... On 26 Sep 2017 07:15, "tanjung tinggi"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengetahui Berat Buku

Pikiran sumber segalanya di alam semesta

Singkatan Nama